Prospek CDMA di Indonesia
A.
Umum
Secara umum industri seluler Indonesia memiliki
prospek yang baik karena beberapa hal berikut ini:
- Tingkat penetrasi yang masih
sangat rendah.Potensi pasar yang masih sangat besar karena tingkat
penetrasi seluler di Indonesia yang masih sangat rendah dibanding
negara-negara lain.
- Jumlah populasi yang besar.
Sebagai negara dengan jumlah penduduk nomor 5 terbanyak di dunia maka
pasar seluler di Indonesia sangatlah besar dan setiap pertambahan
penetrasi seluler akan memberi efek multiplier yang besar, sebagai contoh
dengan jumlah penduduk ±230 juta maka setiap pertambahan 1% penetrasi
seluler akan menambah 2,3 juta pengguna seluler baru. Menurut perkiraan Business
Monitor internasional, tingkat penetrasi seluler Indonesia akan mencapai
38% pada tahun 2010 atau mencapai ±90 juta pelanggan atau akan ada
tambahan ±50 juta pelanggan baru dalam lima tahun ke depan.
- Pemerataan pembangunan. Selama
ini pembangunan dan aktivitas ekonomi banyak terkonsentrasi pada kota
besar khususnya pada ibukota dan daerah sekitarnya sehingga penetrasi
seluler terbesar juga terdapat pada area ini. Hal ini terlihat dari
penetrasi seluler yang mencapai 45% dan traffic komunikasi seluler yang
mencapai 50% dari traffic nasional. Namun dengan berlalunya waktu dan
penyebaran penduduk maka pembangunan akan sedikit demi sedikit bergeser ke
daerah-daerah yang lebih kecil sehingga potensi penetrasi dan traffic
komunikasi seluler pada daerah masih sangat besar.
- Gaya hidup.Perubahan gaya hidup
masyarakat yang going mobile, ingin dapat dihubungi dan menghubungi di
mana pun berada menyebabkan adanya kebutuhan memiliki telepon seluler,
dimana kebutuhan akan telepon seluler sekarang ini tidak terbatas pada
kalangan tertentu saja tapi juga menjadi kebutuhan segala lapisan
masyarakat, singkatnya kebutuhan akan seluler sudah seperti kebutuhan
primer bagi masyarakat.
B. Khusus
Selain
faktor umum di atas terdapat beberapa faktor spesifik yang mendukung prospekperkembangan CDMA secara umum :
- Tarif yang murah. Produk CDMA
dengan tarif yang murah sangat cocok untuk pelanggan kelas menengah bawah
yang umumnya hanya membutuhkan layanan SMS dan suara serta sangat price
sensitive.
- Jumlah kelas menengah bawah di
Indonesia. Sekitar 70% dari penduduk Indonesia berasal dari kelas menengah
bawah sehingga layanan seluler dengan tarif murah seperti FWA akan cocok
untuk pasar Indonesia, dimana hal ini diperkuat lagi oleh hasil survey
yang telah dilakukan perusahaan telepon seluler seperti PT Sony Ericsson
Indonesia dan PT Samsung Electronics Indonesia yang menyatakan bahwa
sekitar 70% - 75% pasar penjualan telepon seluler di Indonesia adalah
seluler model low-end (telepon seluler murah) yang tentu saja pembelinya
berasal dari kelas menengah bawah.
- Alternatif bagi Fixed Line.
Selain merupakan alternatif bagi FM, maka FWA juga sangat diminati oleh
pelanggan yang belum memiliki telepon rumah (fixed line) karena biaya
pemasangan yang ringan dan pemasangan yang cepat. Sampai pada saat ini
penetrasi Fixed Line di Indonesia hanya sekitar 5%.
- Handset CDMA yang makin beragam
dan murah. Dengan prospek pertumbuhan pelanggan layanan FWA (saat ini
didukung oleh teknologi CDMA) yang menjanjikan maka produsen telepon
seluler juga akan memproduksi handset CDMA yang lebih beragam dan
terjangkau bagi mayoritas masyarakat Indonesia.
C. Keadaan Indonesia Saat Ini
- Penurunan daya beli. Kenaikan
biaya-biaya yang terjadi seperti biaya BBM, listrik dan lain lain di
Indonesia memang mengakibatkan kenaikan tingkat inflasi yang mencapai
double digit dan berdampak pada penurunan purchasing power pada masyarakat
Indonesia secara umum, namun seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa
kebutuhan akan telepon seluler yang sudah seperti kebutuhan primer maka dalam
jangka panjang industri seluler akan tetap bertumbuh secara baik.
- Persaingan yang semakin ketat.
Diperkirakan tingkat persaingan pada industri seluler akan semakin ketat
pada masa mendatang, dimana pemain-pemain yang ada dalam industri ini
bukan hanya berasal dari perusahaan lokal namun juga berasal dari
perusahaan asing yang telah masuk ke pasar Indonesia melalui serangkaian
akuisisi terhadap perusahaan operator seluler local. Tingkat persaingan
yang ketat ini berpotensi mengakibatkan ARPU yang semakin menurun dan
peningkatan biaya promosi namun dalam sisi lain persaingan akan
menguntungkan konsumen seluler di Indonesia sehingga memicu pertumbuhan
pelanggan seluler yang semakin besar.
- Registrasi kartu pra-bayar.
Seiring dengan banyaknya penipuan, provokasi tidak bertanggung jawab baik
melalui SMS dan suara dari kartu pra-bayar (prepaid card) maka pemerintah
mengharuskan registrasi kartu pra-bayar bagi para pengguna telepon seluler
. Registrasi
kartu pra-bayar ini di satu sisi mungkin akan menyulitkan proses pemasaran
kartu perdana pra-bayar karena rumitnya proses registrasi. Sedangkan pada CDMA tingkat
kartu hangus (churn rate) dapat ditekan.
- Pemakaian menara bersama.
Seiring dengan ekspansi agresif yang dilakukan oleh para operator seluler
maka terjadi pertumbuhan jumlah menara pemancar (BTS) yang sangat besar.
Keadaan ini dipandang tidak efisien secara ekonomis karena seharusnya satu
menara dapat dipakai oleh lebih dari satu operator, sehingga selain tidak
membuang banyak lahan untuk pembangunan BTS juga banyak dana pembangunan
BTS yang dapat dihemat oleh operator seluler.
No comments:
Post a Comment