Friday 21 November 2014

Seni mendapatkan pelanggan

Seni mendapatkan pelanggan

Waktu adalah alat bantu penjualan yang berharga

Tenaga penjual memahami bahwa bertindak terburu-buru atau bersikap memaksa dapat menimbulkan risiko hilangnya peluang untuk menjual. Mereka harus mundur sejenak dan mengamati situasi sambil tetap berada di tempatnya. Mereka bahkan dapat meninggalkan pelanggan sendirian untuk berpikir beberapa waktu lamanya. Orang sering kali berbicara tentang mengambil waktu untuk sesuatu. Hal ini sebenarnya lebih mengenai member waktu dan bukan mengambil waktu. 
Ketika di luar sana orang selalu terburu-buru, di sini duta penjualan menunjukkan bahwa ia memiliki waktu untuk mendengarkan, menjelaskan, atau semata hadir untuk pelanggan. Member waktu bagi setiap situasi berarti membangun kepercayaan, suatu hal yang sangat penting dalam tiap hubungan. Agar berhasil dalam menjual dan membangun hubungan, berikanlah waktu kepada pelanggan.

Seni menggunakan keheningan
Kita sudah melihat bahwa setiap kali bertemu dengan pelanggan, selalu ada waktu untuk segala sesuatu. Ada waktu untuk menyambut pelanggan dan ada waktu untuk mengetahui lebih banyak tentang pelanggan. Ada waktu untuk meberi penjelasan dan ada waktu untuk menjawab pertanyaan yang mungkin diajukan pelanggan. Demikian pula, ada waktu untuk keheningan. Menafsirkan keheningan sangatlah penting dan memampukan mereka menjawab pertanyaan. Jangan terburu-buru untuk mendapatkan jawaban dari pelanggan.

Memilih dengan cermat kata yang anda gunakan
Pemakaian kata adalah kunci penyampaian suatu pesan. Jika dipilih dengan tepat, kata-kata itu akan membantu tenaga penjual dalam menyampaikan keindahan perasaan. Jika pilihan kata yang spesifik digunakan dengan tepat, pendengar pasti ingin mendengar lebih banyak. Beberapa kata dan kalimat terdengar lebih menyenangkan serta elegan dibandingkan yang lain. Mereka berfungsi sebagai alat untuk memperjelas tofik yang tengah dibicarakan. Pemilihan kata yang tepat dapat menjadikan penawaran semakin kuat dan mempunyai nilai tambah.

Persaingan, pelanggan dan keuntungan anda
Orang berkeliling ke banyak tempat sebelum berbelanja. Kita suka membuat perbandingan. Pengalaman berbelanja tidak akan ada jika tidak ada alternatif lain. Tenaga penjual harus mengetahui hal ini. Tak peduyli apa yang ia jual, ia menyadari apa yang dapat menggoda calon pelanggannya di tempat lain. Ia tidak hanya mempelajari foto di halaman suatu majalah atau membaca tentang ulasan sebuah produk. Ia pergi dan mencari informasi dari tangan pertama, sampai bias mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh pesaing.
Pada setiap kasus, tenaga penjual mengembangkan satu unsur: keahlian yang akan membantunya menjelaskan kelebihan yang dimiliki oleh barang yang ditawarkannya. Keahlian itu dapat membuat pelanggan kembali merasa yakin, serta menolongnya dalam membuat keputusan. Tingkatkanlah nilai tambah yang anda miliki berkaitan dengan apa yang ditawarkan oleh pesaing.

Menjadikan layanan anda sebagai layanan pribadi
Tenaga penjual harus sering-sering melakukan latihan layanan pribadi. Orang menghargai layanan pribadi. Mereka memilih untuk setia kepada tenaga penjual yang memerhatikan serta mengingat apa yang mereka sukai. Dalam memberikan layanan pribadi, anda sering kali akan bersaing dengan pesaing terkenal.

Rasa senang muncul dari konsistensi
Setiap tenaga penjual harus mengetahui daftar jawaban atas pertanyaan “apa yang pelanggan harapkan dari kita?”. Dan berupaya untuk mencari solusi atas pertanyaan “apa yang dapat kita perbuat untuk meyakinkan bahwa harapan ini dapat dipenuhi secara konsisten?”

Konsistensi adalah unsur utama dalam membangun kesetiaan pelanggan. Jangan sampai ada kejutan yang membuat pelanggan jengkel. Setiap orang dalam tim penjualan harus memiliki kepekaan dan turut bersikap konsisten. Ini adalah sesuatu yang menjadi dasar dimana tenaga penjual membangun reputasinya. Tanpa itu, mereka adalah staf penjualan yang gagal, yang juga mempromosikan merk yang gagal. Bangunlah konsistensi yang anda miliki dan anda akan berada satu tingkat di atas pesaing anda.


No comments:

Post a Comment