Sunday, 16 November 2014

Ketika pembeli dan penjual saling menertawakan

Ketika pembeli dan penjual saling menertawakan

Dunia marketing dirancang serius, tapi acap kali mengundang tawa, ketika dibuat lucu malah mendapat cibiran dari konsumen. Itulah dunia marketing. Para pemasar memang harus beekrja keras untuk berinovasi dalam menciptakan strategi pemasaran yang jitu guna menjawab tantangan pasar yang terus berubah.

Sebagai pemasar, sering tertawa geli dalam hati melihat gelagat para konsumen. Apakah mereka menjadi konsumen yang snob, smart atau dumb?
Berikut adalah penjelasannya :

Konsumen yang snob adalah konsumen yang suka dengan barang mahal supaya kelihatan hebat. Dia sebetulnya kurang paham akan produk yang mereka beli. Yang terpenting mereka mebeli lebih mahal ketimbang yang dibeli orang lain.

Kita juga sering geli sendiri melihat konsumen yang dumb, yang selalu membeli barang yang murah. Bukan karena mereka tidak mampu, tapi memang pelit. Produk yang dibeli biasanya memenuhi kebutuhan fungsional, dan harganya tidak mahal.

Jujur saja, kita sebagai pemasar mungkin sering jengkel ketika dihadapkan dengan konsumen yang smart. Maklum, konsumen yang smart biasanya punya pengetahuan yang cukup dalam membandingkan produk. Konsumen seperti ini sadar bahwa percuma harga murah jika manfaat fungsional dan emosionalnya kurang ia dapatkan. Ya, anda mungkin jengkel karena konsumen seperti ini tidak bisa dibohongi.

Mungkin para penjual tidak sadar bahwa sebetulnya konsumen sering menertawakan mereka. Konsumen punya akal, hati dan jiwa untuk bisa menilai gelagat marketer yang snob, smart dan dumb.

Marketer yang snob adalah marketer yang arogan dan menganggap dirinya lebih tinggi dibandingkan konsumen sehingga terkadang tidak butuh konsumen.

Marketer yang dumb adlaah marketer yang menganggap dirinya berada di bawah konsumen. Mereka mengaggap konsumen sebagai raja.

Marketer yang smart adalah marketer yang tahu bagaimana memberlakukan konsumen secara horizontal sebagai teman. Ia punya dab dan tata karma bagimana untuk bisa bersikap friendly terhadap konsumen.

Karakter tipe konsumen dan marketer ini yang memberi warna cerita dunia pemasaran. Pada akhirnya kita bisa lihat marketing ibarat seni drama pertunjukan yang kompleks, karena antara marketer dan konsumen harus bisa saling menyentuh pikiran, hati, dan jiwa antar satu sama lain.
Sebagai seorang marketer, selalu terhubung dengan konsumen adalah hal yang tidak bisa dielakkan lagi.



No comments:

Post a Comment